GANGGUAN mata saat persalinan memang agak mengkhawatirkan. Khususnya bagi Bumil yang memiliki kelainan mata dengan minus cukup tinggi. Berbahayakah melahirkan normal dengan kondisi mata minus?
Retina lepas
Saat kehamilan terjadi, berbagai hormon mengalami perubahan yang memberi dampak pada seluruh tubuh wanita, termasuk bagian mata. Menurut dr Referano Agustiawan, SpM, gangguan mata yang biasa terjadi saat kehamilan ada dua jenis yaitu ablasio retina regmatogen dan ablasio retina eksudatif.
Ablasio retina (lepasnya retina) dapat disebabkan berbagai hal yaitu peradangan hebat, trauma akibat benturan, tumor, komplikasi diabetes, dan preeklampsia. Tetapi sebagian besar terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan yang membentuk lubang-lubang pada retina.
Mengapa retina bisa lepas? Ada dua faktor penyebabnya. Pertama, kondisi retina tipis sehingga mudah robek, misalnya saja terjadi pada orang tua berusia di atas 40 tahun. Kedua, adanya gel cair di dalam bola mata atau vitreous gel (badan kaca). Nah, gel cair mudah merembes dan masuk mengalir ke dalam lubang retina sehingga retina mudah lepas.
Yang rentan terkena
Ablasio retina eksudatif biasanya terjadi pada bumil yang menderita preeklampsia (tekanan darah tinggi). “Pada kondisi preeklampsia terjadi penumpukan cairan di bawah lapisan saraf mata yang menyebabkan penglihatan menurun drastis. Biasanya setelah melahirkan cairan tersebut akan hilang dengan sendirinya, dan mata akan menjadi normal kembali, jadi tidak terkait pada mata minus atau tidak,” ujar Opthalmologist dari Jakarta Eye Center ini.
Dalam kondisi seperti ini, perlu konsultasi dokter untuk mengambil inisiatif pencegahan yang diperlukan. Sedangkan ablasio retina regmatogen dapat terjadi pada orang yang memiliki rabun jauh (mata myopia) atau mata minus.
Risiko robekan memang lebih besar pada mata dengan minus tinggi. Kriteria minus tinggi adalah di atas 6 dioptri. Yang perlu diingat, robekan retina pada dasarnya dapat terjadi pada semua orang, tidak hanya pada orang yang memiliki mata minus atau plus. Tapi, memang robekan lebih rentan terjadi pada mata minus.
Bisa melahirkan normal
Kalau begitu, apakah mungkin jika bumil dengan mata minus ingin melahirkan secara normal? dr Referano mengatakan tak perlu khawatir, bumil dengan mata minus pun masih tetap dapat melakukan persalinan secara normal. Pasalnya, risiko robekan retina tidak berhubungan dengan aktivitas mengejan baik saat melahirkan maupun buang air besar (BAB). Robekan retina dapat terjadi akibat benturan di kepala maupun di mata.
Hal senada juga dikatakan dr Yahya Darmawan, SpOG dari RS Graha Kedoya Jakarta. Menurutnya, wanita bemata minus dapat melahirkan secara normal asalkan sebelumnya diperiksakan dulu kondisi retinanya.
Berdasarkan penelitian di Polandia tahun 1996 mengenai hubungan antara myopia tinggi dengan cara persalinan, ternyata tidak didapatkan hubungan bermakna antara robekan retina dengan cara melahirkan.
Penelitian lain di Rusia tahun 2003 dengan mengukur tekanan intraokular dan hemodinamik bola mata, didapatkan bahwa pada penderita myopia tinggi dapat melahirkan secara normal. Memang ada perubahan refraksi pada kehamilan seperti penelitian tahun 2002 oleh Pizzarello di USA, akan tetapi pascapersalinan keadaan akan membaik seperti sebelum hamil.
Cek mata Anda
Oleh sebab itu, ditekankan dr Yahya, konsultasi dokter selama kehamilan sangat penting. Khusus untuk bumil dengan mata minus, konsultasikan pengecekan mata lebih rutin lagi. Disarankan untuk memeriksakan kondisi retina ke ahli mata (opthalmologist) bagian retina, sebelum hamil atau sebelum melahirkan.
Dengan menggunakan alat khusus yaitu opthalmoscope, dapat terlihat jelas apakah ada robekan atau tidak, dan letak daerah robekan tersebut. Jika memang diketahui ada robekan dapat dilakukan tindakan secepatnya.
Bila tidak segera dilakukan tindakan, pada rentang waktu yang lama, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap.
Pencegahan
Salah satu cara untuk mencegah robekan retina, dapat dilakukan dengan teknologi laser pada retina yang tipis. Cara ini, lanjut dr. Referano, aman untuk bumil dan mudah dilakukan. Prosesnya pun sebentar, hanya berkisar 10 menit.
Disarankan jika ingin melakukan laser, sebaiknya jauh-jauh hari sebelum melahirkan untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Tip buat bumil
1. Periksakan mata ke dokter spesialis mata khusus ahli retina setiap 6 bulan sekali.
2. Khusus untuk bumil bermata minus – apalagi minus tinggi - dianjurkan lebih sering memeriksakan mata untuk melihat apakah ada risiko robeknya retina pada saat persalinan nanti.
3. Bila ada risiko robek retina, diskusikan pada dokter kandungan untuk mencari cara melahirkan apa yang terbaik.
4. Periksa retina sebaiknya jangan mendekati waktu melahirkan agar tidak terjadi kontraksi atau hal lain yang dapat membahayakan kehamilan.
5. Sebaiknya jangan melakukan pengobatan alternatif yang tidak jelas agar tidak terjadi hal-hal buruk.
No comments:
Post a Comment