Plasenta di Bawah (Placenta Praevia) - Double Article

Kehamilan pada setiap orang memang berbeda. Ada calon ibu yang memiliki banyak keluhan, ada juga yang merasa tidak punya masalah sedikit pun. Tapi kadangkala, meski tidak menunjukkan gejala apa pun bukan berarti bebas dari masalah, karena hampir 80% ibu hamil yang menderita placenta praevia justru mengira kehamilannya aman-aman saja.
Deteksi Sejak Dini
Ada tiga tipe placenta praevia yang dibedakan menurut gradasinya. Ada yang plasentanya menutupi seluruh jalan lahir, disebut placenta praevia totalis. Jika plasentanya hanya menutupi sebagian jalan lahir disebut placenta praevia partialis. Jika plasenta hanya sedikit menyentuh mulut rahim disebut plasenta marginalis. Setiap kehamilan yang mengalami placenta praevia bisa dipastikan harus melahirkan melalui proses operasi. Pada kasus tertentu ada suatu kondisi dimana plasenta terletak di bawah dan tidak sampai  menyentuh mulut rahim. Kondisi demikian disebut plasenta letak rendah dan masih ada kemungkinan calon ibu melahirkan normal.
Menurut Dr. Ivan R Sini, MD FRANZCOG GDRM SPOG, dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta Pusat, hingga kini dunia medis pun belum dapat mengetahui penyebab dari perpindahan letak plasenta hingga menutupi jalan lahir. Begitu juga dengan cara mengembalikan letaknya ke posisi normal. Cara-cara ‘tradisional’ seperti bersujud atau mengepel lantai sekalipun, tidak berpengaruh pada kondisi placenta praevia. “Tidak ada cara lain untuk mengatasi plasenta praevia kecuali dengan mendeteksinya sejak dini,”kata Dr. Ivan. “Memang pada masa implantasi (masa dimana ari-ari menempel pada janin) pada ibu hamil, sekitar 2 % letak plasentanya berada di bawah. Tapi itu masih bisa berubah lagi,”kata Dr. Ivan. “Oleh sebab itu ada masa-masa penting bagi ibu untuk melakukan USG, yaitu pada usia kandungan 18-20 minggu. Saat melakukan USG sekalian juga periksa dimana letak plasentanya, jadi jika dari awal kita bisa waspada jika letak plasentanya ternyata di bawah, “tambah Dr. Ivan.
Caesar, Satu-satunya Jalan
Pada masa kehamilan 32-36 minggu, sebaiknya dilakukan USG lagi. Ini adalah waktu final, dimana letak plasenta tidak mungkin berpindah lagi. Jika kondisinya demikian, maka operasi caesar menjadi satu-satunya pilihan.
Operasi caesar pada kehamilan dengan kondisi placenta praevia relatif aman, namun ada beberapa situasi pada ibu yang membuat operasi jadi berisiko, yaitu: faktor umur, merupakan kehamilan kedua dengan placenta praevia dan telah mempunyai banyak anak.
Bagi para calon ibu yang sedang hamil, yang penting adalah tahu kapan harus pergi ke dokter. Terutama jika terjadi pendarahan yang tidak disertai rasa nyeri. Placenta praevia sebaiknya diwaspadai, meskipun Anda mungkin tidak merasakannya dan masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Tanya:
Dari kunjungan ke dokter baru-baru ini, ternyata plasenta saya ada di bawah. Oleh dokter, saya diberi obat Dubaston dan Polutran. Namun rasa obat ini malah membuat lambung saya perih. Saya juga diharuskan istirahat total di ranjang. Apa yang menyebabkan plasenta janin ada di bawah? Bagaimana menjaga agar janin saya bisa selamat sampai saatnya saya melahirkan?
Jawab:
Secara medis, plasenta yang terletak di bawah dan menutupi jalan lahir disebut placenta praevia dan biasanya terdapat pada wanita dengan banyak anak, pernah mengalami operasi pada rahim, ada mioma uteri, kehamilan kembar, atau kelainan pada plasenta (misalnya hidrops placentae ). Bila telah dipastikan terdapat placenta praevia, misalnya dengan pemeriksaan USG, sebaiknya Ibu tak melakukan senggama atau pekerjaan berat yang dapat merangsang kontraksi rahim.
Selama ada perdarahan, Ibu harus dirawat di rumah sakit dan menjalani istirahat total di tempat tidur. Dokter sering memberi obat penguat kandungan, misalnya sediaan hormon progesteron dalam bentuk suntikan atau tablet minum. Pada wanita yang alergi terhadap obat-obatan itu, dapat timbul keluhan nyeri di ulu hati atau keluhan lainnya. Bila ada keluhan, segera hubungi dokter.
Plasenta akan mengalami pergeseran ke arah atas pada saat dimulainya pembentukan segmen bawah rahim (SBR), kira-kira pada kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu (8,5 bulan). Pada kehamilan 36 minggu akan dilakukan pemeriksaan USG ulang untuk menilai kembali letak plasenta, ukuran-ukuran bayi (usia kehamilan, berat janin), dan kesejahteraan janin. Bila plasenta tetap menutupi jalan lahir, maka persalinannya akan dilakukan melalui bedah caesar .
Cara terbaik untuk mempertahankan kehamilan pada keadaan placenta praevia ialah melaksanakan semua saran yang dianjurkan dokter (misal, tak senggama, tak bekerja berat) dan berdoa pada Tuhan agar kehamilan ini dapat berlangsung normal.

6 comments:

  1. minggu lepas doktor cakap uri saya ke bawah sikit.insyaallah bulan depan akan pegi cek lg.harapnya okla

    ReplyDelete
  2. This is a great blog posting and very useful. I really appreciate the research you put into it.Superb!
    zell v yang terbuat dari ekstrak plasenta domba .satu satunya produk anti aging terbaik yang ada di Indonesia dan yang pertama di Asia, dan zell v phytogreen

    ReplyDelete
  3. Izin bertanya istri saya usia kandungan 20 minggu kemarin Di USG kata dokter plasenta nya Ada Di bawah tapi tidak sampai menutupi mulut Rahim Dan posisi plasenta menjadi bantalan kepala bayi apakah ini tidak apa-apa?

    ReplyDelete
  4. Sama ak usg usia kandungan 34 week katanya sbr letak plasenta di samping tapi tidak menutupi jalan lahir kira2 bisa geser tidak ya
    Trus tips2nya apa saja supaya plasenta ada di atas

    ReplyDelete
  5. Sama ak usg usia kandungan 34 week katanya sbr letak plasenta di samping tapi tidak menutupi jalan lahir kira2 bisa geser tidak ya
    Trus tips2nya apa saja supaya plasenta ada di atas

    ReplyDelete